11.21.2008

Refleksi HMI

Berbicara posisi berarti kita berbicara kedudukan HMI itu sendiri dalam kehidupan berbangsa dan ber masyarakat. Sebagai seorang Mahasiswa, Kader HMI haruslah memiliki kemampuan intelektual yang membawanya kepada strata atas. Untuk melakukan sesuatu perubahan maka kita harus berada pada strata atas tersebut.

Di dalam masyarakat sendiri, HMI berada ditengah-tengah masyarakat. Sehingga kader HMI dapat diterima oleh orang lain yang ada di masyarakat. Bukan malah menunjukkan sikap yang eksklusif. Oleh karena itu, di dalam HMI sendiri terdapat berbagai macam perbedaan karakter yang menghasilkan indahnya pluralisme itu sendiri.

Sebagai organisasi perjuangan, HMI berkewajiban menganalisa sistem yang ada di mayarakat dan melakukan perubahan-perubahan. Perubahan yang diharapkan mengarah kepada perbaikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai religiusitas.

Masyarakat religius secara prinsip lebih mengedapankan hal-hal sebagai berikut Nilai-nilai ketuhanan, Keadilan yang setimbang dan tidak merugikan orang lain, Interaksi positif yang menciptakan rasa saling menghargai dan menghormati, Kesejahteraan ekonomi dan politik, Bersikap normatif.

Himpunan Mahasiswa Islam, dalam perannya, merupakan organisasi perjuangan. Sebagai organisasi perjuangan maka harus ada yang menjadi pijakan atau pedoman yang menafasi segala aktivitas kader HMI itu sendiri.

Nilai Dasar Perjuangan merupakan nilai-nilai yang bersumber dari Al-Qur’an yang menjadi dasar dari perjuangan HMI. Namun apakah hal ini sudah dapat diinternalisasikan oleh setiap kader HMI? Bahkan sudah paham tidak seorang kader mengenai NDP?

Nilai merupakan suatu yang di anggap atau dipandang luhur sehingga orang ingin mengikutinya dan diaktualisasikan dalam sikap dan tingkah laku keseharian. Adapun nilai-nilai yang dikandung dalam NDP sendiri adalah Tauhid, Kemanusiaan, Kebebasan, Keadilan, Cinta Pada Ilmu Pengetahuan.

Kesemua nilai di atas, diharapkan pada akhirnya dapat membentuk pribadi kader yang hanif (cenderung pada kebenaran) sehingga kader tersebut menjunjung tinggi kebenaran. Kesemua nilai-nilai tersebut haruslah dipahami setiap kader sehingga nilai tersebut dapat menjadi ruh atau semangat perjuangan yang di aktualisasikan dalam kehidupan keseharian.

11.09.2008

Problematik HMI

Organisasi merupakan salah satu wadah dimana di dalamnya terdapat berbagai orang dengan sikap, sifat dan pemikiran yang bervariasi. Sehingga, sangatlah wajar jika dalam suatu organisasi muncul berbagai macam problematika.

Problematika terjadi akibat adanya kesenjangan terhadap realitas yang terjadi. Berbagai penyelesaian masalah yang sebenarnya tidak sampai pada analisis inti dari pokok permasalahan melahirkan asumsi-asumsi yang sifatnya temporal dan malah tidak menyelesaikan masalah tersebut sampai pada akarnya. Hal ini dapat menyebabkan common sense. Sehingga kita jauh dari sikap objektivitas.

Dalam mengategorikan masalah yang ada di HMI kita harus menyesuaikannya sesuai aspek yang disebutkan di atas. Tipe idealnya HMI adalah pedoman-pedoman yang ada di HMI itu sendiri.

Di indonesia terdapat 4 (empat) kekuatan politik pokok : Pemerintahan, Parlemen, Modal / market, Militer. Pemerintah, parlemen dan militer termasuk dalam zoon policon yang cenderung memiliki sumber daya otoritatif. Sedangkan modal menciptakan manusia ekonomi (Homoeconomicus) yang memiliki sumber daya alokatif. Homoeconomicus lebih mementingkan untung atau rugi.

Walau alumninya lebih banyak duduk di pemerintahan serta parlemen, tidak menutup kemungkinan alumni yang berada di militer dan modal, akan tetapi HMI sebenarnya tidak berada pada kekuatan politik tersebut. HMI berada di luar dari beberapa kekuatan politik tersebut yang disebut civil society.

Karakter civil society sendiri cenderung untuk membangun sistem otonomi sendiri. Berada di luar dari sistem politik tersebut civil society sendiri memiliki berbagai macam sumber daya. Hal ini dapat menciptakan distaritas (kesenjangan) sumber daya sehingga timbul suatu hubungan Patron--Klien. Dimana pola hubungan yang di bangun adalah pola hubungan dikte atau dominatif. Dari pola hubungan yang dibangun tersebut, maka setiap aktivitas hanyalah formalitas belaka. Karena berbagai aktivitas tersebut sudah di konsep oleh orang-orang di belakang layar (shadow organisasi). Apabila HMI terjebak pada hal ini, maka akan terjadi decline organisasi seperti yang dikhawatirkan cak nur.

Dengan jumlah dari patron yang sedikit namun dominan dan klien yang banyak dengan tidak dibarengi sumber daya dapat menciptakan kesenjangan dan menghilangkan ukhuwah di kalangan sendiri. Sehingga terjadi low trust society.

Pola Patron--Klien ini sendiri dapat dihilangkan dengan membangun konsep atau sistem yang dapat dipertanggungjawabkan.

Gigi berlobang

Sumber : medicastore

Kavitis ( karies gigi ) adalah daerah yang rusak didalam gigi, disebabkan oleh melarutnya permukaan keras gigi di lapisan luar/email yang berlanjut ke bagian dalamnya. Selain infleunza dan penyakit gusi, kavitis adalah yang paling banyak menyebabkan sakit. Jika kavitis tidak diobati secara baik oleh dokter gigi, maka dapat bertambah buruk. Kavitas yang tidak diobati dapat menyebabkan kehilangan gigi.

Untuk terjadinya kerusakan gigi harus terdapat bakteri yang memproduksi asam, dan makanan bagi bakteri untuk tumbuh. Gigi yang buruk adalah gigi yang memiliki sedikit kandungan fluor, terdapat cekungan, beralur, yang dapat meninggalkan suatu plak ( terdiri dari berbagai macam bakteri yang tertimbun di gigi ). Walaupun mulut mengandung sejumlah besar bakteri, hanya jenis tertentu yang dapat menyebabkan kerusakan. Bakteri yang paling sering menyebabkan kerusakan adalah Streptococcus mutans.

Kerusakan terjadi secara berbeda - beda, tergantung dari lokasinya pada gigi. Kerusakan di permukaan, yang paling dapat dicegah dan diperbaiki, berkembang paling lambat. Pada jenis ini, lubang dimulai dengan bintik putih dimana bakteri menghancurkan kalsium dari lapisan email. Jenis ini biasanya dimulai antara usia 20 sampai 30.

Tidak semua sakit gigi disebabkan karena gigi berlubang. Sakit gigi dapat disebabkan akar gigi yang terbuka tapi tidak rusak, terlalu kerasnya mengunyah, atau retaknya gigi. Bendungan sinus dapat menyebabkan gigi atas menjadi sensitif.
Biasanya,lubang didalam email tidak menyebabkan sakit, sakit dimulai ketika lubang mencapai dentin. Penderita hanya merasakan sakit jika meminum sesuatu yang dingin atau makan permen. Hal ini menunjukkan bahwa pulpa masih sehat. Jika lubang diobati pada tahap ini, gigi biasanya dapat diselamatkan, dan tidak terjadi lagi sakit atau kesulitan mengunyah.

Ketika bakteri memasuki pulpa dan pulpa mati, sakit akan menghilang untuk sementara waktu. Tapi dalam jangka waktu singkat ( jam sampai hari ), gigi menjadi sensitif ketika orang tersebut menggigit atau ketika lidah atau jari menekan diatasnya karena peradangan dan infeksi sudah menyebar luas dan menimbulkan abses. Nanah tertimbun disekeliling gigi dan tekanan akan menyebabkan nyeri yang hebat. Nanah dapat terus tertimbun dan menyebabkan pembengkakan pada gusi atau menyebar lebih jauh ke rahang ( selulitis ) dan dialirkan lewat mulut atau bahkan pada kulit didekat rahang.

SICCA SYNDROME

Sicca syndrome yang biasa dikenal sebagai sjogren syndrome merupakan penyakit autoimun dimana adanya kesalahan dalam memproduksi cairan oleh kelenjar akibat faktor dari luar. Karakteristik dari penyakit ini berupa kombinasi mata kering (keratokonjungtivitis sicca) dan mulut kering (xerostomia) dimana secara histologi terjadi infiltrasi limfosit dari kelenjar eksokrin dan dapat menimbulkan komplikasi susunan syaraf pusat dan susunan syaraf tepi.

Penggunaan istilah “sicca” berhubungan dengan kekeringan cairan mata dan rongga mulut. Sindrom ini diberi nama oleh seorang ophthalmologist dari swedia Henrik Samuel Conrad Sjogren (1899-1986), setelah melihat penyakit dari wanita paruh baya, kemudian dikumpulkan pada penelitian dengan 19 kasus yang sama dan dalam tesis doktoralnya pada tahun 1933 menyatakan sindrom tersebut.

Secara klinis, sjogren syndrome dibagi menjadi dua tipe. Pertama disebut sebagai sjogren syndrome permulaan (SS-1) yang ditandai dengan adanya xerostomia dan keratoconjungtivitis sicca. Kedua disebut sebagai sjogren syndrome lanjutan (SS-2) ditandai dengan adanya penyakit sistemik jaringan ikat selain dari mulut dan mata kering.

Penyakit ini lebih sering terserang pada perempuan. Sekitar 90% dari pasien sjogren syndrome adalah perempuan. Biasanya terserang pada orang paruh baya atau orang-orang tua.

Etiologi sjogren syndrome masih belum diketahui dengan pasti. Patogenesis kerusakan sel kelenjar eksokrin disebabkan oleh banyak faktor, termasuk diantaranya faktor immunologi, keturunan, hormon dan komponen virus.

Pada pemeriksaan sindrom ini dijumpai banyaknya jumlah antibodi pada biopsi kelenjar. Antibodi diproduksi oleh tubuh yang secara langsung melawan jaringan-jaringan tubuh (autoantibodi).

Jenis kelamin dapat mempengaruhi manifestasi imunologi awal pada sjogren syndrome. Prevalensi secara serologi cenderung lebih rendah pada pria dibanding wanita. Peran hormon sexual seperti estrogen dan androgen pada patogenesis awal sjogren syndrome tidak diketahui secara pasti, namun kekurangan hormon adrenal dan gonadal steroid mungkin mempengaruhi fungsi imun dari organisme.

Manusia sebagai khalifah

Manusia sebagai khalifah di muka bumi memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan suatu peradaban di muka bumi. Manusia, berdasarkan fitrahnya berusaha untuk memakmurkan bumi dan segala isinya demi sebesar-besarnya manfaat bagi manusia itu sendiri.

“...............sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi..........” Q.S Al-Baqarah : 30

Sebagai khalifah manusia memiliki kebebasan yang di implementasikan dalam kehidupan sosial. Selain sebagai hamba Allah, manusia juga harus berinteraksi dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Maka dibutuhkanlah pengembangan ilmu pengetahuan untuk mengekplorasi segala ciptaan Allah.

Usaha manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dimulai dengan usaha untuk memahami alam. Manusia merupakan insan yang memiliki kelebihan untuk meningkatkan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang diketahuinya untuk diperbaharui. Kemudian manusia meneruskan pengetahuannya ke generasi selanjutnya.

Kemudian segala amal perbuatan dan aktivitas kita pada akhirnya difokuskan untuk mendapatkan ridha Allah. Dengan begitu kita dapat terhindar dari segala yang menyesatkan hati.

11.06.2008

Lirik Lagu Sindentosca - Kepompong



Dulu kita sahabat / Teman begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat / Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu

*) Kini kita melangkah berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karna sesuatu
Mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
Namun itu karna ku sayang

Reff: Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagai kepompong
Na na na na na na na na

Semua yang berlalu / Biarkanlah berlalu
Seperti hangatnya mentari
Siang berganti malam / Sembunyikan sinarnya
Hingga dia bersinar lagi

Back to *) Reff

10.25.2008

Sebuah Catatan Kecil tentang HMI

Himpunan Mahasiswa Islam merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan tertua di nusantara. Sejatinya, HMI hari ini sudah harus dapat menunjukkan kedewasaannya. Lebih dari itu, HMI juga selayaknya sudah dapat menjadi bagian Republik ini dalam menata kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Menilik ke belakang tentang prestasi yang pernah tertoreh di rapor hijau Indonesia bahwa HMI “pernah” menjadi solusi terhadap kekacauan di negara ini. Namun pada kenyataannya, pada saat ini HMI tidak mampu menyuarakan aspirasi umat. HMI terlena dengan kejayaan masa lampau dan tidak mampu menciptakan formulasi baru dalam wacana intelektual berfikir.
Sebagai organisasi besar, HMI memiliki tingkatan hirarki organisasi mulai dari Pengurus Besar, Cabang dan Komisariat yang tersebar diseluruh Indonesia. Maka, sebagai organisasi yang besar, tentunya HMI memiliki beban yang cukup besar pula.

Iklim internal yang sehat serta berbagai konflik yang selalu mewarnai perjalanan HMI, juga menyeret HMI pada titik nadir sebuah kejumudan. Dalam hal ini, seharusnya HMI tidak perlu berkutat dalam kubangan kebobrokan internal organisasi. Seharusnya, HMI dapat keluar dan melihat realita di luar dan tidak menjadi katak dalam tempurung.

HMI yang “katanya anak kandung umat” tidak dapat menjalankan fungsi yang semestinya. Malahan, dewasa ini HMI jadi “anak durhaka umat” yang menggerogoti bak duri dalam daging. Perihal kebobrokan HMI saat ini sudah mafhum adanya di kalangan masyarakat. Namun, kebanyakan kader HMI menutup mata terhadap kenyataan ini. Ironinya lagi, banyak kader HMI merasa nyaman dengan keadaan HMI sekarang. Dengan bertopengkan pengabdian, banyak kader yang melacurkan HMI demi kepentingan pribadi. Fenomena ini sudah sering dikaji dan didiskusikan di tataran HMI sendiri dan menghasilkan kesimpulan dan catatan-catatan kecil bahwa hal tersebut akibat tidak adanya kemandirian, progresifitas dan dinamisasi dalam tubuh HMI.

TAUHID KUNCI PERBAIKAN BANGSA

Tauhid adalah ajaran yang paling utama dan paling penting dalam Islam. Ajaran tauhid diformulasikan lewat kalimat laa ilaaha illAllah (tiada tuhan selain Allah, dalam hal ini seorang muslim-mukmin hanya memutlakkan Allah sebagai khaliq dan tujuan hidupnya. Komitmen ini bersifat totalitas, utuh, positif, dan kukuh.

Dengan ilmu tauhid akan timbul sebuah persamaan diantara umat Islam. Sebab dalam ilmu tauhid ini, umat islam merasa bebas dan merdeka, karena mereka akan menyadari bahwa kedudukan manusia semuanya sama dihadapan Allah. Dengan timbulnya pemikiran-pemikiran manusia bahwa mereka semua adalah sama dihadapan Allah sang Khaliaq, ini juga akan menimbulkan rasa persaudaraan diantara umat Islam. Berarti jelas dengan ilmu tauhid akan timbul persamaan dan juga persaudaraan. (Tauhid, persamaan, dan persaudaraan), ketiga konsep ini juga harus didukung dengan kekuatan-kekuatan politik. Kalau ketiga konsep di atas sudah didukung oleh kekuatan politik, kemungkinan besar akan tercapai tujuan kita yaitu masyarakat Madani.

Pada zaman Rasulullah, Rasulullah pernah melakukan hijrah ke Madinah ini tak lain, bahwa Rasulullah juga bermaksud untuk memperkuat politik, dalam hal ini Rasulullah mendapat kekuatan politik dengan kontrak social yang ditawarkan oleh orang-orang Madinah kepada Rasul. Dalam proses kontrak social ini ternyata Madinah bisa menjadi masyarakat Madani.
Di Indonesia konsep yang betul-betul mirip seperti ajaran dan langkah-langkah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW tidak bisa kita laksanakan. Yang bisa kita laksanakan mungkin hanya sebahagian saja. Di Indonesia tidak mungkin bisa dilakukan kontrak sosial dengan salah seorang presiden.

Faktor penyebab krisis bangsa kita adalah karena kemerosotan ilmu tauhid kita umum nya dan para pemimpin-pemimpin kita pada khususnya. Jadi ada sebuah kesimpulan untuk memperbaiki ini semua adalah dengan perbaikan tauhid umat Indonesia. Menurut saya hal ini akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Apalagi kalau kita tinjau dari kurikulum pendidikan agama yang ada di sekolah-sekolah umum sekarang bisa dibilang masih minim dengan pendidikan tauhid.

Al-Qur’an terdiri dari ayat-ayat Makhiyah dan Madaniyah. Ayat makhiyah adalah segala ayat yang diturunkan sebelum nabi Muhammad Hijrah, sedangkan ayat madaniyah adalah segala ayat yang diturunkan setelah nabi Muhammad Hijrah. Pada ayat Makhiyah tidak hanya terdapat ilmu-ilmu tauhid, disini juga telah dibahas mengenai Politheisme, Ketimpangan social, Ketidak adilan.

Politheisme merupakan ajaran yang paling cepat merusak dan mengacaukan bangsa arab. Dengan kekacauan inilah terjadinya ketimpangan soial dan akhirnya terjadi ketidak adilan. Tauhid memang ajaran yang dapat merobah kehidupan suatu bangsa menuju masyarakat madani akan tetapi dia membutuhkan waktu yang sangat panjang.

Hipersensitivitas dentin


Hipersensitivitas dentin merupakan suatu kondisi dari gigi yang sakit, berupa rasa sakit yang singkat dan tajam, diakibatkan dentin yang tersingkap dalam menerima stimulus yang berasal dari luar. Stimulus ini berupa thermal (suhu), tactile (sentuhan), khemis maupun perubahan osmosis.

Keadaan ‘hiper’ sensitif berarti respon keadaan gigi sangat sensitif. Stimulus yang diterima merupakan perubahan yang biasa terjadi pada keadaan normal dari rongga mulut namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan berupa rasa sakit yang singkat dan tajam. Walaupun bagi kebanyakan orang masih bisa mentolerir rasa sakit tersebut namun bagi sebagian pasien hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan karena dapat dipengaruhi oleh pola makan dan pola kesehatan rongga mulut.

Penyebab klinis yang dapat menyebabkan terbukanya tubulus dentin adalah resesi gingiva. Ketika gingiva mengalami resesi maka sementum akan tersingkap. Sementum merupakan lapisan pelindung dentin yang tipis sehingga mudah mengalami abrasi ataupun erosi. Resesi gingiva dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti gingiva cekat yang inadekuat, akar yang memanjang, abrasi penggunaaan sikat gigi, bedah saku periodontal yang turun, kebiasaan buruk yang mengakibatkan cedera gingiva, kehilangan jaringan gingiva akibat penyakit spesifik (NUG, periodontitis, herpetic gingivostomatitis), preparasi mahkota, pembersihan gigi dan penggunaan floss (benang) yang berlebihan.

Erosi diyakini menjadi faktor utama dalam mempengaruhi ketahanan gigi dan telah diketahui bahwa kerusakan gigi oleh asam tidak hanya berasal dari bakteri. Erosi terbagi menjadi erosi ekstrinsik, baik yang berhubungan dengan makanan maupun lingkungan, serta erosi intrinsik yang berasal dari cairan lambung. pH yang rendah menyebabkan larutnya selubung dentin. Menyikat gigi dengan cara yang tidak benar merupakan faktor etiologi dari hipersensitivitas dentin. Oleh karena itu penggunaan teknik yang benar dapat mengurangi terjadinya hipersensitif dentin. Bulu sikat yang keras serta penggunaan bahan abrasif harus dihindari. Menyikat gigi juga harus dihindari setelah mengkonsumsi makanan yang asam, karena dapat mempercepat kerusakan struktrur gigi serta dapat menyebabkan tersingkapnya tubulus dentin.

Setelah kehilangan enamel dan sementum, dentin masih dilindungi oleh ‘smear-layer’, yang menyelubungi tubulus dentin. Pembukaan tubulus akan dilindungi oleh kalsium fosfat yang berasal dari saliva. Selama dentin tersingkap, sikat gigi dengan penggunaan bahan abrasif atau detergent (sodium lauril sulfat) menghancurkan selubung pelindung dan membuka tubulus dentin. Erosi dapat juga memicu pembukaan dentin dan menimbulkan rasa sakit.

Suatu studi meyakini bahwa hipersensitif dentin merupakan kondisi yang multifactor. Inflamasi pulpa merupakan factor yang sangat penting walaupun dalam prakteknya sangat sulit untuk menyatakan telah terjadi inflamasi pulpa. Selain itu respon pesien seperti reaksi imunologi, persyarafan dan reaksi inflamasi merupakan beberapa factor yang mempengaruhi hipersensitif dentin. Oleh karena itu, reaksi sakit hipersensitf dentin mengalami variasi dari satu pasien dengan pasien yang lain.

Mekanisme terjadinya hipesensitivitas dentin sudah dipelajari sejak pertengahan abad kesembilan belas. Barker dan Francis melaporkan 3 kemungkinan teori : 1) tekanan mekanis yang merangsang pulpa dengan pergerakan cairan intra-tubular; 2) getaran yang dihasilkan preparasi cavitas yang menyentuh dentin, terasa sampai ke pulpa; 3) dan tekanan serabut syaraf juga dapat menyebabkan hipersensitif dentin. Namun teori ini tidak dapat dibuktikan.

Brannstrom dengan teori hidrodinamik mengatakan bahwa aspirasi odontoblast ke dalam tubulus dentin sebagai efek yang tiba-tiba (immediate effect) terhadap rangsangan dari dentin yang tersingkap yang mengakibatkan mengalir keluar cairan dentin melalui tubulus dentin. Perubahan dari permukaan dentin memberikan rangsangan terhadap serabut syaraf tipe A yang berada di sekeliling odontoblast. Di dalam tubulus dentin terdapat dua tipe serabut syaraf yaitu myelinated (serabut syaraf tipe A) dan unmyelinated (serabut syaraf tipe C). Serabut syaraf tipe A peka terhadap sensasi dari hipersensitivitas dentin. Rangsangan terjadi melalui respon mekanoreseptor yang mempengaruhi syaraf pulpa.

10.14.2008

Agenda Reformasi yang belum selesai; Refleksi Sumpah Pemuda

Lahirnya gerakan mahasiswa 1998 merupakan akibat dari akumulasi ketidakpuasan dan kekecewaan politik yang telah bergejolak selama puluhan tahun. Krisis legitimasi politik yang sudah diambang batas, justru terjadi bersamaan dengan datangnya badai krisis moneter di berbagai sektor. Selain itu gerakan mahasiswa 1998 telah banyak belajar dari gerakan 1966 dengan mengubah pola gerakan dari kekuatan ekslusif ke inklusif dan menjadi bagian dari kekuatan rakyat.
Menyambut turunnya Soeharto, sejenak mahasiswa benar-benar diliputi kegembiraan. Perjuangan mereka saru langkah telah berhasil, tetapi kemudian timbul keretakan diantara kelompok-kelompok mahasiswa mengenai sikap mahasiswa terhadap peralihan kekuasaan. Terhadap peristiwa peralihan ini mahasiswa tidak siap, mereka hanya dipersatukan oleh isu utama perlunya Soeharto dipaksa untuk mengundurkan diri.

Perlu diingat, reformasi total merupakan sebuah proses yang tidak sekali jadi, tetapi membutuhkan waktu dan political will yang sungguh-sungguh dari pemegang kekuasaan. Oleh karena itu dibutuhkan kontrol kritis dari kalangan mahasiswa yang perlu dilestarikan hari ini dan akan datang. Sekarang saatnya kita mengukir lembar sejarah baru dan mentransformasikan sejarah tersebut.
Banyak pihak keliru memahami pengertian regenerasi, sehingga banyak kaum muda selalu ingin mencoba melepaskan generasinya dari rangkaian generasi lainnya, kemudian masing-masing ingin mengunggulkan periodisasi zamannya secara sendiri-sendiri. Padahal regenerasi secara galibnya, tidak diartikan pada pengertian dari orang ke orang, tetapi pada sejauhmana nilai-nilai dan sistem yang ada, dapat terjadi proses transformasi sebagaimana idealnya
Setiap peristiwa memiliki arti serta makna dalam memahami gerakan pemuda di Indonesia. Sehingga kaum muda hari ini mampu belajar dari apa yang sudah dilakukakan generasi pendahulunya.

Manfaat Penggunaan Teknologi Komunikasi dan Informasi

Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.

Adanya Internet mendobrak batasan ruang dan waktu. Sebuah perusahaan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar Amerika dibandingkan dengan perusahaan di Eropa, atau bahkan dengan perusahaan di Amerika. Dahulu hal ini mungkin akan sulit dilakukan karena perusahaan lokal akan memiliki akses yang lebih mudah kepada pasar lokalnya. Perlu diingat, hal yang sebaliknya (perusahaan luar mengakses pasar Indonesia) dapat juga dilakukan dengan mudah. Jika hal ini tidak mendapat perhatian, maka pasar dalam negeri kita akan dijarah oleh perusahaan asing.

Jika memang IT dan Internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin.
Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan infrastruktur telekomunikasi. Jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal. Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.
Sebab lain adalah kurangnya penguasaan teknologi dari masyarakat. Bahkan internet dijadikan barang tabu bagi sebagian masyarakat karena di anggap dapat merusak moral masyarakat. Memang diakui dengan akses internet yang bebas dan mudah dapat menyebabkan degradasi moral bila penggunaannya tidak tepat sasaran. Namun dengan akses internet kita dapat juga dapat meningkatkan kualitas baik dari segi edukatif maupun ekonomi.


“Dan sesungguhnya Allah pasti memberi hidayah (petunjuk) kepada orang-prang yang beriman menuju jalan yang lurus.” (Surah al-Haj, ayat : 54)

9.28.2008

Gerakan Sosial Kultural


K.H. AHMAD DAHLAN, dan
GERAKAN SOSIAL KULTURAL

Tidak banyak naskah tertulis dan dokumen yang dapat dijadikan bahan untuk mengkaji dan merumuskan pemikiran Ahmad Dahlan. Namun pada tulisan ini akan disajikan rangkaian perjalanan sosok Ahmad Dahlan sampai beliau mendirikan organisasi Muhammadiyah yang merupakan buah pemikiran beliau yang masih bisa kita amati perkembangannya hingga saat ini.

K.H. Ahmad Dahlan lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1868 M dengan nama Muhammad Darwis. Ayahnya, K.H. Abu Bakar, adalah seorang khatib masjid besar Kesultanan Yogyakarta, yang juga merupakan bagian silsilah keturunan dari Maulana Malik Ibrahim. Ibunya bernama Siti Aminah, puteri dari seorang penghulu Kesultanan Yogyakarta. (Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, 2005:91)
Sejak menginjak usia sekolah, Muhammad Darwis tidak disekolahkan melainkan diasuh dan dididik mengaji Al-qur’an dan dasar-dasar ilmu agama Islam oleh ayahnya sendiri di rumah. Pada usia delapan tahun ia telah lancar membaca Al-qur’an hingga khatam. Kemudian ia belajar Fiqh kepada K.H. Muhammad shaleh, dan Nahwu kepada K.H. Muhsin. Keduanya merupakan kakak ipar Mhammad Darwis sendiri. Ia juga berguru kepada K.H. Muhammad Nur dan K.H. Abdul Hamid dalam berbagai ilmu. (Ibid.,: 91). Pengetahuan Kyai dalam ilmu Falaq diperoleh dari gurunya yaitu K.H. Raden Dahlan salah seorang putera Kyai Termas. Selanjutnya ilmu Hadits dipelajarinya dari K.H. Mahfud dan Syech Khayyat.(Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran K.H.Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah, 1990:6)
Pengetahuan K.H. Ahmad Dahlan yang luas dan mencakup berbagai disiplin, menjadikan beliau tumbuh sebagai seorang yang arif dan tajam pemikirannya serta memiliki pandangan yang jauh ke depan.

Rasa ingin tahu yang cukup besar mendorong Ahmad Dahlan memanfaatkan waktu untuk belajar. Ketika menunaikan ibadah haji di Makkah, beliau memanfaatkan waktunya setelah menunaikan umrah untuk bersilaturahmi dengan para ulama Indonesia maupun Arab. Ia juga rajin belajar menambah ilmu antara lain kepada K.H. Mahfud Termas, K.H. Nahrowi Banyumas, K.H. Muhammad Nawawi Banten, dan juga kepada para ulama Arab di Masjidil Haram. Ia juga belajar pada Imam Syafi’I Sayyid Bakri Syata’ dan mendapat sebutan nama Haji Ahmad Dahlan. (Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, op.cit,:91-92)

Disamping itu, cintanya kepada ilmu juga ditunjukkan oleh peristiwa yang terjadi pada tahun 1892. pada tahun tersebut seseorang memberi uang sebesar 500 gulden dengan maksud untuk modal berniaga. Namun demikian, uang yang semestinya untuk modal kerja itu beliau gunakan untuk membeli buku dan kitab. (Abdul Munir Mulkhan, op.cit,:7)
Ketika ayahnya wafat, tahun 1896 M, K.H. Ahmad Dahlan menjabat sebagai Khatib masjid besar Kesultanan Yogyakarta, yang diberi tugas :
1. Khutbah Jum’at saling berganti dengan kawannya delapan orang khatib.
2. Piket diserambi masjid dengan kawannya enam orang sekali seminggu.
3. menjadi anggota Raad Agama Islam Hukum Keraton. (Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, op.cit,:92)

Ketika menjabat sebagai Khatib, Ahmad Dahlan berusaha menerangkan arah kiblat shalat sebenarnya. Usaha-usaha untuk menyebarkan informasi tersebut dilakukannya dan mengundang 17 ulama untuk menyepakati persoalan kiblat shalat di surau Khatib Amin K.H.A. Dahlan. Meskipun pada akhirnya tidak memperoleh kesepakatan, namun sudah dianggap mendapat kemajuan positif dalam menjalankan musyawarah yang sopan dan tidak menimbulkan kegaduhan (Ibid.,:92)

Persoalan arah kiblat ini menunjukkan sikap K.H. Ahmad Dahlan dalam memahami ajaran Islam. Beliau mencoba meluruskan cara-cara beribadah menurut contoh ataupun yang diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. Paham K.H. Ahmad Dahlan yang melaksanakan ibadah berdasarkan kesadaran dalam melaksanakan ibadah itu sendiri. Ibadah tidak dibenarkan kalau hanya diperintahkan oleh seseorang tanpa ia berfikir apa yang disampaikan benar atau tidak. Meskipun yang memerintahkan adalah orang tua sendiri maupun guru atau penguasa. Sikap yang ditanamkan beliau merupakan sikap pembaharu serta mencoba untuk terbuka dalam berfikir serta menyelidiki tindakan dan pikiran yang sudah biasa dilakukan sehingga kita tidak akan terjebak dengan tradisi dan rutinitas.

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".(Q.S. Al Baqarah : 170)

Untuk mencari kebenaran orang tidak boleh merasa benar sendiri. Oleh karena itu orang tersebut harus berani berdialog dan diskusi dengan semua pihak walaupun dengan orang atau golongan yang berbeda pendapat. Musyawarah yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan dengan mengundang ulama tersebut merupakan rangkaian dialog yang dilakukan untuk mencari kebenaran tersebut. Proses musyawarah yang berjalan dengan lancar tanpa adanya kegaduhan tersebut juga mencerminkan kedewasaan berfikir dalam menerima pendapat dari orang lain, dan walaupun pada akhirnya tidak tercapai kesepakatan.
Cara mengambil keputusan yang benar harus dilakukan dengan kesediaan mendengarkan segala pendapat, berdiskusi dan membandingkan serta menimbang baru kemudian memutuskan sesuai akal pikiran. Keputusan ini juga harus diikuti dengan etika serta akhlak yang baik berdasarkan hati yang jernih.

Bermusyawarah dalam suatu urusan merupakan perilaku yang dicontohkan Rasulullah dalam mengambil keputusan. Bernusyawarah mengajarkan kita untuk memanfaat potensi serta pemikiran orang lain. (Murthada Muthahhari, Sirah Sang Nabi, 2006:152)

Sikap mempertahankan apa yang dianggap beliau benar mengenai persoalan kiblat ini mengundang kemarahan Penghulu K.H. Muhammad Khalil Kamaludiningrat karena merasa dilecehkan oleh bawahannya. Kemudian datang sepuluh orang kuli dengan berbagai peralatan, terus meruntuhkan surau. K.H. Ahmad Dahlan putus asa, mau pergi meninggalkan Yogyakarta, tetapi untung dapat dihibur oleh kakaknya, Kyai dan Nyai Haji Saleh. Di atas puing surau tersebut segera dibangun lagi surau baru menghadap ke barat lurus, dan diberi bergaris saf mengarah kiblatullah. (Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, op.cit,:93).

Selama tiga tahun setelah peristiwa tersebut, Khatib Amin tetap menekuni tugasnya serta mengajar murid-muridnya di surau. Lalu keudian beliau berangkat kembali ke Makkah naik haji pada tahun 1903. Ada yang mengatakan bahwa kepergiannya untuk haji yang kedua itu direkayasa oleh Pemerintah Kesultanan. Masalah kiblat masjid besar dan pembongkaran surau itu merupakan manifestasi pertentangan antara faham islam tradisional dan faham pembaharuan dalam islam. Oleh karena itu, untuk menghilangkan ketegangan sementara waktu Khatib Amin perlu disingkirkan. Kesempatan ini dimanfaatkan K.H. Ahmad Dahlan untuk menggali ilmu kepada para guru selama dua tahun di Makkah. (Ibid,:93)
Sepulang dari Makkah, K.H. Ahmad Dahlan tetap mengajar islam kepada murid-muridnya dan membangun pondok untuk murid-muridnya yang berasal dari luar Yogyakarta dan kota-kota di Jawa Tengah. Materi pengajian yang diberikan antara lain ilmu Falak, tauhid dan tafsir dari Mesir. (Ibid,:94)

Semangat untuk menggali ilmu disetiap kesempatan yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan mencerminkan kepribadian yang terbuka dan selalu merasa bahwa persediaan ilmu yang dimilikinya masih kurang. Beliau juga berusaha untuk mentransformasikan ilmu kepada orang lain sehingga pengetahuan terhadap ilmu tersebut semakin terasah.
Pekerjaan K.H. Ahmad Dahlan sebagai Khatib Masjid Besar tidak banyak menyita waktu. Maka beliau memanfaatkan waktunya untuk berdagang batik ke kota-kota di Jawa. Dalam perjalanannya beliau menyempatkan waktu untuk bersilaturahmi dengan alim setempat serta membicarakan kondisi masyarakat serta ajaran islam. Hal ini dilakukan beliau untuk mempelajari kemunduran umat islam dan berusaha untuk mencari solusi pemecahannya. Sementara pada saat itu telah berjalan misi Katolik dan Zending Kristen untuk menyebarkan ajaran dalam bentuk sekolah-sekolah met de Bijbel. (Ibid,:94)

K.H. Ahmad dahlan juga memiliki ketertarikan tentang organisasi. Pada tahun 1909, beliau bertamu ke rumah Dr. Wahidin Sudiro Husodo di Ketandan, Yogyakarta. Beliau menanyakan berbagai hal tentang perkumpulan Budi Utomo dan dan tujuannya. Setelah mendapatkan jawaban beliau berfikir bahwa Budi Utomo merupakan organisasi yang memiliki visi serta cita-cita yang sesuai dengan pemikiran beliau, maka beliau menyatakan kesediaan untuk bergabung menjadi anggota Budi Utomo. Disinilah beliau belajar berorganisasi dan beliau dimintakan untuk memberikan santapan rohani Islam pada setiap akhir rapat pengurus. Pada tahun 1910, beliau pun menjadi anggota ke 770 perkumpulan Jam’iat Khair Jakarta. Beliau tertarik bergabung dalam perkumpulan ini karena selain membangun sekolah-sekolah agama dan bahasa Arab serta bergerak dalam bidang sosial juga sangat giat membina hubungan dengan pemimpin-pemimpin di negara-negara Islam yang telah maju. (Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, op.cit,:94-95)

Dahlan juga menyampaikan di rapat Pengurus Budi Utomo keinginan mengajar agama Islam kepada para siswa Kweekschool Gubernamen Jetis yang dikepalai oleh R. Boediharjo yang juga merupakan pengurus Budi Utomo. Selama setahun beliau mempelajari seluk-beluk penyelenggaraan sekolah, maka terdoronglah K.H. Ahmad Dahlan ingin memiliki sekolah sendiri yang mengajarkan ilmu biasa dan agama Islam. (Ibid,:95)

Dalam perjalanan dan pengalamannya, Dahlan mencoba memahami realitas kehidupan umat Islam yang pada saat itu memerlukan pembaharuan dan pencerahan. Dahlan adalah seorang yang gelisah dalam memahami agamanya. Kenapa Islam yang dianut sebagian besar bangsa Indonesia menunjukkan wajahnya yang terbelakang, bodoh dan miskin. Padahal, dalam keyakinan dan pemahaman beliau, Islam adalah agama yang hidup, dinamis dan menggerakkan kehidupan, bukan agama yang mati dan statis. (Haedar Nashir, Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah, 2000:3)

Dari kegelisahan religius itu, Ahmad Dahlan kemudian menemukan jawaban, bahwa karena Islam tidak dikembalikan secara langsung pada sumbernya yang murni yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dipahami dengan menggunakan akal pikiran yang sehat melalui ijtihad, untuk kemudian ditransformasikan ke dalam realitas kehidupan para pemeluknya, maka umat islam Indonesia akan tetap dalam keadaan serba terbelakang. Karena itu, harus ada gerakan transformasi sosial struktural dan kultural yang merupakan responsif kreatif atas realitas zaman yang dihadapi saat itu. Usaha transformasi tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dekonstruksi atas cara meyakini dan memahami Islam yang selama itu dipandang jumud (stagnasi) dan dikungkung tradisi. Responsif kreatif Islam itu kemudian menemukan saluran konkret dan strategis dalam bentuk karya sosial kemasyarakatan yang sekaligus dipandang merupakan simpul kemajuan peradaban Islam. (Ibid,:3-4).

Keinginan K.H. Ahmad Dahlan untuk memiliki sekolah sendiri dimulai dengan memiliki dua buah meja, lalu dibuatlah dua bangku, tempat duduk dibuat dari papan bekas kotak kain mori. Papan tulis dibuat dari kain suren. Setelah selesai diaturlah di ruang tamu yang hanya seluas 2,5m x 6 m. Mula-mula Dahlan mendapatkan murid delapan orang dan setiap bulan tambah tiga orangdan seterusnya sehingga pada awal bulan keenam, muridnya menjadi dua puluh orang. Dahlan mengajarkan agama dan mendapatkan bantuan guru dari Budi Utomo untuk mengajarkan ilmu-ilmu sekolah biasa. Sekolah ini diresmikan pada tanggal 1 Desember 1911 dengan nama sekolah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah. Berdirinya sekolah tersebut mendapat reaksi keras dari masyarakat, tetapi hanya disambut dengan senyum oleh K.H. Ahmad Dahlan. (Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, op.cit,:95-96)

Sekolah yang dibentuk K.H. Ahmad Dahlan menggunakan metode pembelajaran sekolah Belanda. Hal ini dilakukan karena dinilai lebih efektif dengan adanya alat bantu mengajar sehingga memudahkan siswa dalam belajar. Sekolah ini menggunakan konsep modernisasi pendidikan Islam, suatu bentuk pendidikan Islam yang sepenuhnya mengadopsi bentuk dan kurikulum sekolah Belanda dengan tambahan pelajaran agama Islam. Namun, dengan munculnya model ini bukan berarti bentuk pendidikan Islam yang lama menjadi hilang. Sebagian Masyarakat berpandangan bahwa kendati ada kelebihan-kelebihan, model sekolah seperti ini dianggap produk pemikiran orang kafir dan tidak pantas ditiru karena dengan meniru cara-cara orang kafir dikhawatirkan akan membuat kita menjadi kafir juga. (Arief Furchan, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia, 2004:5-6)

Di antara para siswa Kweekschool Jetis yang tiap Ahad mengadakan dialog agama di ruang tamu rumah K.H. Ahmad Dahlan, ada yang memperhatikan susunan bangku, meja dan papan tulis. Mereka menanyakan dan K.H. Ahmad Dahlan mengatakan bahwa untuk sekolah anak-anak Kauman dengan pelajaran agama Islam dan pengetahuan sekolah biasa. Mereka tertarik sekali, dan akhirnya menyarankan agar penyelenggaraan ditangani oleh suatu organisasi agar berkelanjutan sepeninggal Dahlan kelak. K.H. Ahmad Dahlan menanyakan kepada mereka apakah mereka sanggup duduk sebagai pengurusnya, mereka menyatakan sanggup. (Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, op.cit,:96)
Setelah mempersiapkan perangkat organisasi, dengan dibantu oleh beberapa santrinya, K.H. Ahmad Dahlan Mendirikan organisasi bernama Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Yogyakarta. (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiayah, 2005:8).

Bila ditelusuri sejarah kelahirannya, ternyata pada saat itu istilah Muhammadiyah yang dipilih oleh K.H. Ahmad Dahlan untuk menamakan gerakannya masih terasa asing dan aneh, bukan saja dikalangan masyarakat umumnya, tetapi perasaan asing itu menyelinap juga ditengah-tengah rekan-rekan K.H. Ahmad Dahlan. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah dengan maksud untuk bertafa’ul (berpengharapan baik) dapat mencontoh dan meneladai jejak penjuangan Rasulullah dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam semata-mata demi terwujudnya ‘Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita. (Mustafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, op.cit,:98-99).
Muhammadiyah sejak berdiri telah menentukan jatidirinya sebagai gerakan Islam yang melaksanakan dakwah dan tajdid. Dakwah yang dilakukan untuk menyuruh pada yang ma’ruf (al-amr bi al-ma’ruf) dan mencegah dari yang munkar (al-nahyu ‘an al-munkar).

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.(Q.S. Al Imran : 104)

Gerakan muhammadiyah bahkan memiliki karakter sebagai tajdid sebagaimana dipelopori pendirinya, K.H. Ahmad Dahlan sang mujaddid. Tajdid Muhammadiyah menurut Majelis Tarjih dan pengembangan Islam (2000-2005) memiliki dua dimensi, yakni pemurnian (purifikasi) dan pembaharuan atau pengembangan (dinamisasi), dengan makna lain berdimensi dakwah dan tajdid. (Haedar Nashir, Meneguhkan Ideologi Gerakan Muhammadiyah, 2006)
Kebesaran Muhammadiyah bukan terletak pada aspek numerik anggotanya yang berskala masif sebagaimana lazimnya sebuah organisasi massa. Sebab yang berskala masif dalam ormas ini adalah amal nyata, yang biasa disebut dengan istilah “amal usaha”, seperti sekolah/perguruan tinggi, sekolah, lembaga keuangan, rumah sakit dan panti asuhan yang hampir tak pernah terhitung jumlahnya. Hasilnya, sejauh diukur dari amal usahanya yang begitu masif, cerita Muhammadiyah adalah cerita tentang keberhasilan dari sebuah gerakan modernis di dunia. (Hajriyanto Y. Thohari, Muhammadiyah dan pergulatan Politik Islam Modernis, 2005:56)
Muhammadiyah mengajak dan mempelopori umat Islam untuk berfikir dinamis dan kreatif dalam memahami dan mengaktualisasikan Islam di tengah kehidupan modern, tanpa terlepas dari acuan dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah. Paradigma pemikiran islam yang demikian, jika diukur dalam konteks saat ini mungkin terbilang bukan barang mewah. Namun pada awal abad ke-20 ketika Muhammadiyah lahir hal yang demikian merupakan suatu tema besar yang implikasinya berdampak luas dalam kehidupan umat dan bangsa. Lebih-lebih ketika mayoritas umat Islampada saat itu dalam keadaan terbelakang dan menentang kehadiran Muhammadiyah, sehingga gerakan Muhammadiyah dipandang sebagai penyebaran agama baru. Belakangan, sikap dan pemikiran Muhammadiyah dalam merespon tantangan zaman, ternyata menjadi alam pikiran hampir setiap orang di lingkungan umat Islam, sehingga bukan hal yang aneh lagi. (Haedar Nashir, Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah, 2000:2-3).

Menurut pandangan K.H. Ahmad Dahlan, beragama itu adalah beramal; artinya berkarya dan berbuat sesuatu, melakukan tindakan sesuai dengan isi pedoman Al-Qur’an dan Sunnah. Orang yang beragama ialah orang yang menghadapkan jiwanya dan hidupnya hanya kepada Allah SWT. yang dibuktikan dengan tindakan dan perbuatan seperti; rela berkorban baik harta benda miliknya dan dirinya, serta bekerja dalam kehidupannya untuk Allah. (Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran K.H.Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah, 1990:8)

9.24.2008

Nidji_Laskar Pelangi (ost. Laskar Pelangi)


mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah
tanpa lelah
sampai engkau
meraihnya


laskar pelangi
takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
warnai bintang di jiwa


menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia


selamanya…


cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau hidup kadang tak adil
tapi cinta lengkapi kita


laskar pelangi
takkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnai
jutaan mimpi di bumi


menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia


selamanya…



yang pengen download lagunya silahkan klik disini :


http://www.ziddu.com/download/2245003/nidji_-_laskar_pelangi-mp3sgratis.net.mp3.html



enjoy the song and lets dream...

8.28.2008

Refleksi Ramadhan

مرحباً يا رمضان... يا ربي اجعلنا عبادك الصالحين المبروكين و باعدنا من كل ذنوب و شرور

واعطينا القوة و الطاقة حتى نستطع أن نقوم بكل أعمال صالحة في شهرك هذا

Tidak terasa sudah satu tahun berlalu, dan sekarang umat islam akan menghadapi bulan yang penuh rahmat. Bulan keagungan yang penuh hikmah, berkah, rahmah dan ampunan. Bulan peperangan berat melawan musuh terberat manusia - hawa nafsu.

Sebuah ritual setiap tahunnya yang menunjukkan realitas masyarakat. Dimana bangsa ini yang katanya sedang sakit. Dimana bangsa ini yang katanya sedang teriak-teriak minta tolong. Dimana harga barang naik menjelang ramadhan. Dimana harga BBM melambung tinggi. Tetap saja masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap hari muda-mudi menebar cinta. Setiap hari diramaikan dengan pesta kembang api. Bahkan saya yakin sehabis ramadhan berat badan ikut juga naik!!!

Yang korup tetap korup, yang miskin bertambah banyak, gimana tidak.. semua ngaku miskin agar mendapat tunjangan dan zakat fitrah!!!

Sebuah kemunafikan berjama'ah!!

Selamat menyambut bulan Ramadhan. Semoga kita adalah orang-orang ditunjuki jalan oleh Allah SWT. Mohon Maaf Lahir dan Batin

8.27.2008

heroes come back


Naruto adalah manga dan anime karya Masashi Kishimoto. Bercerita seputar kehidupan tokoh utamanya, Naruto Uzumaki, seorang ninja remaja yang berisik, hiperaktif, dan ambisius; dan petualangannya dalam mewujudkan keinginan untuk mendapatkan gelar Hokage, ninja terkuat di desanya. Sekarang Naruto adalah manga yang paling terkenal dan naik daun di seluruh dunia. Sejak awal penerbitannya, Naruto telah memancing permunculan ribuan situs fan yang berisi informasi rinci, panduan, dan forum internet tentang manga ini.(wikipedia)

Kalaulah diresapi komik ini banyak mengandung nilai semangat heroic kepahlawanan dengan menjunjung tinggi kebersamaan (egalitarian) dalam mencapai impian bersama. Nilai-nilai persudaraan yang kuat sehingga mampu merasakan pahitnya penderitaaan orang lain.

Ironisnya di tengah-tengah realitas sosio-budaya bangsa yang membutuhkan semangat kepahlawanan untuk memerangi segala bentuk kemiskinan, pengangguran, wabah korupsi serta berbagai krisis multidimensional bangsa, kita justru melihat bahkan mungkin menjadi bagian dari sejumlah orang yang memilih untuk berkelahi dan saling menjatuhkan demi membela nama baik golongan dan bendera. Sebuah symbol kepentingan mengatasnamakan rakyat yang pada akhirnya merampok dan menjadi penjahat bagi rakyat itu sendiri. Fenomena yang jelas tidak mencerminkan semangat kepahlawanan. Semangat yang hanya dianggap sebagai sebuah kenangan dan tidak diinternnalisasikan dalam diri setiap individu.

Kesadaran dalam diri, bahwa setiap individu kita merupakan bagian dari sebuah komunitas sosial yang memiliki peran sosialnya masing-masing dengan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, diperlukan dalam memperbaiki setiap segmen kehidupan bernegara yang semakin bobrok. Dibutuhkan komitmen dalam mengaktivitaskan kesadaran tersebut sehingga kita mampu mewarnai lingkungan sosial dan bukan terjebak pada realitas sosial yang semakin hancur. Pada akhirnya kita mampu menjadi pahlawan-pahlawan baru yang berani tampil beda.