10.25.2008

Hipersensitivitas dentin


Hipersensitivitas dentin merupakan suatu kondisi dari gigi yang sakit, berupa rasa sakit yang singkat dan tajam, diakibatkan dentin yang tersingkap dalam menerima stimulus yang berasal dari luar. Stimulus ini berupa thermal (suhu), tactile (sentuhan), khemis maupun perubahan osmosis.

Keadaan ‘hiper’ sensitif berarti respon keadaan gigi sangat sensitif. Stimulus yang diterima merupakan perubahan yang biasa terjadi pada keadaan normal dari rongga mulut namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan berupa rasa sakit yang singkat dan tajam. Walaupun bagi kebanyakan orang masih bisa mentolerir rasa sakit tersebut namun bagi sebagian pasien hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan karena dapat dipengaruhi oleh pola makan dan pola kesehatan rongga mulut.

Penyebab klinis yang dapat menyebabkan terbukanya tubulus dentin adalah resesi gingiva. Ketika gingiva mengalami resesi maka sementum akan tersingkap. Sementum merupakan lapisan pelindung dentin yang tipis sehingga mudah mengalami abrasi ataupun erosi. Resesi gingiva dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti gingiva cekat yang inadekuat, akar yang memanjang, abrasi penggunaaan sikat gigi, bedah saku periodontal yang turun, kebiasaan buruk yang mengakibatkan cedera gingiva, kehilangan jaringan gingiva akibat penyakit spesifik (NUG, periodontitis, herpetic gingivostomatitis), preparasi mahkota, pembersihan gigi dan penggunaan floss (benang) yang berlebihan.

Erosi diyakini menjadi faktor utama dalam mempengaruhi ketahanan gigi dan telah diketahui bahwa kerusakan gigi oleh asam tidak hanya berasal dari bakteri. Erosi terbagi menjadi erosi ekstrinsik, baik yang berhubungan dengan makanan maupun lingkungan, serta erosi intrinsik yang berasal dari cairan lambung. pH yang rendah menyebabkan larutnya selubung dentin. Menyikat gigi dengan cara yang tidak benar merupakan faktor etiologi dari hipersensitivitas dentin. Oleh karena itu penggunaan teknik yang benar dapat mengurangi terjadinya hipersensitif dentin. Bulu sikat yang keras serta penggunaan bahan abrasif harus dihindari. Menyikat gigi juga harus dihindari setelah mengkonsumsi makanan yang asam, karena dapat mempercepat kerusakan struktrur gigi serta dapat menyebabkan tersingkapnya tubulus dentin.

Setelah kehilangan enamel dan sementum, dentin masih dilindungi oleh ‘smear-layer’, yang menyelubungi tubulus dentin. Pembukaan tubulus akan dilindungi oleh kalsium fosfat yang berasal dari saliva. Selama dentin tersingkap, sikat gigi dengan penggunaan bahan abrasif atau detergent (sodium lauril sulfat) menghancurkan selubung pelindung dan membuka tubulus dentin. Erosi dapat juga memicu pembukaan dentin dan menimbulkan rasa sakit.

Suatu studi meyakini bahwa hipersensitif dentin merupakan kondisi yang multifactor. Inflamasi pulpa merupakan factor yang sangat penting walaupun dalam prakteknya sangat sulit untuk menyatakan telah terjadi inflamasi pulpa. Selain itu respon pesien seperti reaksi imunologi, persyarafan dan reaksi inflamasi merupakan beberapa factor yang mempengaruhi hipersensitif dentin. Oleh karena itu, reaksi sakit hipersensitf dentin mengalami variasi dari satu pasien dengan pasien yang lain.

Mekanisme terjadinya hipesensitivitas dentin sudah dipelajari sejak pertengahan abad kesembilan belas. Barker dan Francis melaporkan 3 kemungkinan teori : 1) tekanan mekanis yang merangsang pulpa dengan pergerakan cairan intra-tubular; 2) getaran yang dihasilkan preparasi cavitas yang menyentuh dentin, terasa sampai ke pulpa; 3) dan tekanan serabut syaraf juga dapat menyebabkan hipersensitif dentin. Namun teori ini tidak dapat dibuktikan.

Brannstrom dengan teori hidrodinamik mengatakan bahwa aspirasi odontoblast ke dalam tubulus dentin sebagai efek yang tiba-tiba (immediate effect) terhadap rangsangan dari dentin yang tersingkap yang mengakibatkan mengalir keluar cairan dentin melalui tubulus dentin. Perubahan dari permukaan dentin memberikan rangsangan terhadap serabut syaraf tipe A yang berada di sekeliling odontoblast. Di dalam tubulus dentin terdapat dua tipe serabut syaraf yaitu myelinated (serabut syaraf tipe A) dan unmyelinated (serabut syaraf tipe C). Serabut syaraf tipe A peka terhadap sensasi dari hipersensitivitas dentin. Rangsangan terjadi melalui respon mekanoreseptor yang mempengaruhi syaraf pulpa.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Nama gw ilyas. thaks ya atas artikelnya. btw boleh tau sumbernya tak. terus buku rekomendasi tentang ini apa ya?. tolong email ke gw dunk goyas.86@yahoo.com. Saolnya selasa (16 Jun 200( gw ujian tentang ini.