10.14.2008

Agenda Reformasi yang belum selesai; Refleksi Sumpah Pemuda

Lahirnya gerakan mahasiswa 1998 merupakan akibat dari akumulasi ketidakpuasan dan kekecewaan politik yang telah bergejolak selama puluhan tahun. Krisis legitimasi politik yang sudah diambang batas, justru terjadi bersamaan dengan datangnya badai krisis moneter di berbagai sektor. Selain itu gerakan mahasiswa 1998 telah banyak belajar dari gerakan 1966 dengan mengubah pola gerakan dari kekuatan ekslusif ke inklusif dan menjadi bagian dari kekuatan rakyat.
Menyambut turunnya Soeharto, sejenak mahasiswa benar-benar diliputi kegembiraan. Perjuangan mereka saru langkah telah berhasil, tetapi kemudian timbul keretakan diantara kelompok-kelompok mahasiswa mengenai sikap mahasiswa terhadap peralihan kekuasaan. Terhadap peristiwa peralihan ini mahasiswa tidak siap, mereka hanya dipersatukan oleh isu utama perlunya Soeharto dipaksa untuk mengundurkan diri.

Perlu diingat, reformasi total merupakan sebuah proses yang tidak sekali jadi, tetapi membutuhkan waktu dan political will yang sungguh-sungguh dari pemegang kekuasaan. Oleh karena itu dibutuhkan kontrol kritis dari kalangan mahasiswa yang perlu dilestarikan hari ini dan akan datang. Sekarang saatnya kita mengukir lembar sejarah baru dan mentransformasikan sejarah tersebut.
Banyak pihak keliru memahami pengertian regenerasi, sehingga banyak kaum muda selalu ingin mencoba melepaskan generasinya dari rangkaian generasi lainnya, kemudian masing-masing ingin mengunggulkan periodisasi zamannya secara sendiri-sendiri. Padahal regenerasi secara galibnya, tidak diartikan pada pengertian dari orang ke orang, tetapi pada sejauhmana nilai-nilai dan sistem yang ada, dapat terjadi proses transformasi sebagaimana idealnya
Setiap peristiwa memiliki arti serta makna dalam memahami gerakan pemuda di Indonesia. Sehingga kaum muda hari ini mampu belajar dari apa yang sudah dilakukakan generasi pendahulunya.

Tidak ada komentar: